Selama bulan Desember 2012 di
wilayah Provinsi NTB, eskalasi dan dinamika konflik komunal di beberapa
kabupaten/kota cenderung meningkat, seperti di Bima, Dompu, Sumbawa, Lombok
Tengah, Lombok Utara, dan Mataram. Beberapa kasus konflik komunal tersebut lebih didominasi oleh perkelahian
antar warga yang telah mengakibatkan korban jiwa maupun kerugian materil.
Sementara pemicunya sebagian besar diawali oleh hal sepele seperti perkelahian
pemuda yang dipengaruhi oleh minuman keras, sehingga berlanjut menjadi
bentrokan massa. Hal ini menunjukan bahwa integrasi sosial di beberapa wilayah
NTB semakin menurun dan relasi sosialnya juga semakin kurang harmonis. Kondisi
ini akan menimbulkan kerawanan menjelang Perayaan Natal dan Tahun Baru 2013,
terutama kemungkinan terulangnya atau terjadinya kasus-kasus konflik komunal
(bentrokan warga) yang dipicu oleh peredaran minuman keras pada malam perayaan
Natal dan Tahun Baru 2013.
Beberapa kasus konflik komunal atau
bentrokan antar warga yang terjadi di wilayah NTB selama Desember 2012, sebagai
berikut :
a. Di Kab. Bima, pada 20 Desember 2012,
pukul 20.00 Wita, di Desa Paragina, Kec. Sape, terjadi aksi penyerangan oleh
sekitar 200 warga Desa Naru Kec. Sape terhadap warga Desa Parangina.
Penyerangan tersebut dipicu pembacokan warga Desa Naru atas nama Arjuna yang
dilakukan warga Desa Parangina bernama Burhan Ismail yang mengakibatkan korban
pembacokan meninggal di tempat. Pasca penguburan korban pembacokan, pada 21 Desember 2012 pukul 10.30 Wita, sekitar 500 warga
Desa Naru melakukan pembakaran terhadap rumah salah seorang warga Desa
Parangina, atas nama Abdul Khalik (warga Dusun Nggaro Desa Parangina Kec
Sape/Kakak kandung saudara Burhan Ismail yang menjadi pelaku pembunuhan
terhadap Arjuna pada 20 Desember 2012). Pembakaran rumah tersebut diduga
sebagai bentuk kekesalan warga Desa Naru, karena pelaku pembacokan belum
berhasil ditangkap aparat kepolisian.
b. Di Kab. Dompu, sejak 15 s/d 17 Desember
2012, terjadi ketegangan antar warga Kelurahan Simpasai dengan Kelurahan Kandai
Dua, Kec. Woja, yang dipicu kasus pemukulan terhadap warga Kel. Simpasai atas nama Mustari alias Dragon
(tukang gerobak pasir) yang diduga dilakukan warga Kel kandai Dua. Ketegangan
tersebut terus diwarna aksi pemblokiran jalan di
daerah perbatasan masing-masing, sebagai langkah sweeping terhadap kedua belah
pihak yang memasuki wilayahnya. Ketegangan ini memuncak ketika aparat Polres
Dompu menangkap dan menahan 4 warga Kelurahan Kandai Dua yang diduga pelaku
pemukulan, sehingga warga Kel. Kandai Dua menuntut pembebasan 4 warganya,
sementara Kel. Simpasai bersikeras agar keempat pelaku pemukulan diproses
hukum. Ketegangan tersebut berhasil didamaikan oleh Bupati Dompu, H Bambang M
Yasin bersama dengan FKPD Dompu pada 18 Desember 2012 bertempat di Ruang Aula
Makodim Dompu.
c. Di Kota Mataram, pada 19 Desember 2012
pukul 17.30 Wita, di persawahan Lingkungan Karang Mas-Mas Kel. Cakra Utara,
Kec. Cakranegara, Kota Mataram, terjadi perkelahian pemuda antara Elong (Pemuda
Lingkungan Thopati/Hindu) dengan Naygol alias Sulaiman (pemuda Lingkungan
Karang Mas-Mas/Muslim) yang mengakibatkan Sulaiman mengalami luka tusukan di
leher dan perut yang kemudian meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUP NTB.
Kematian Sulaiman memicu kemarahan warga Lingkungan Karang Mas-Mas dibantu Lingkungan
Taliwang dengan melakukan serangan balik terhadap warga Lingkungan Thopati pada
21 Desember 2012, pasca pengajian di rumah Sulaiman (korban perkelahian
pemuda). Akibat bentrokan tersebut, 10 rumah mengalami rusak akibat lemparan
batu dan 1 rumah dibakar atas nama Bapak Sincan (Warga Lingk Thopati) yang
berada di perbatasan kedua lingkungan yang bertikai. Bentrokan ini juga sempat
menjadi isu SARA, yakni antara kelompok Pemuda Muslim Lingkungan Mas-Mas yang
diserang kelompok Pemuda Hindu Lingkungan Thopati, sehingga Walikota Mataram,
H. Ahyar Abduh bersama dengan Brigjen Pol
M. Iriawan (Kapolda NTB), Kolonel Zulfardi (Danrem 162/WB), dan AKBP Kurnianto
(Kapolres Mataram), melakukan pertemuan guna meredam konflik tersebut.
d. Di Kabupaten lainnya, bentrokan antar
warga juga terjadi di Kab. Lombok Tengah dan Kab. Lombok Utara. Pada 13
Desember 2012 pukul 01.30 Wita, di Dusun Pengembur Utara Desa Pengembur Kec.
Pujut, Kab. Lombok Tengah (Loteng), terjadi perkelahian antara warga Dusun
Pengembur Utara dengan warga Dusun Pengembur Selatan yang disebabkan karena
permasalahan proses perkawinan adat lombok/"merarik" (menculik calon
pengantin wanita). Konflik tersebut mengakibatkan dua orang meninggal dunia
dari kedua belah pihak, yaitu Amaq Ayat (warga Desa Pengembur Utara) dan Jurdi
(warga Dusun Pengembur Selatan). Sementara di Kab. Lombok Utara, terjadi perkelahian antar pemuda Hindu dan
Islam pada 5 Desember 2012. Perkelahian tersebut dipicu permainan judi remi
yang diikuti Sang Made P. (Hindu) dan Raden Rasid (Islam) serta 2 rekan
lainnya, sambil minum-minuman keras. Akibat kesalahpahaman tersebut, pukul
22.00 Wita, sejumlah massa yang tidak dikenal mendatangi kediaman Sang Made dan
membakar 2 unit sepeda motor yang terdapat di lokasi.
Kerawanan lainnya, yang berpotensi
memicu konflik komunal menjelang Natal dan Tahun 2013, antara lain adanya penolakan
warga Kelurahan Biji, Kec. Sumbawa, Kab. Sumbawa terhadap keberadaan Gereja
Bethel dan semua kegiatannya, termasuk perayaan Hari Natal di RW 02 Kelurahan
Biji. Penolakan tersebut merupakan hasil kesepakatan pertemuan yang digelar
pada 20 Desember 2012 pukul 12.00
s/d 14.00 Wita di Aula Kantor Kelurahan Brang Biji. Dalam pertemuan tersebut dihadiri
30 orang perwakilan Toma dan Toga, diantaranya Syahruddin, S.Sos (Lurah Brang Biji), Drs. H.
Umar Hasan (Ketua FKUB Sumbawa), Drs. H. Nadi Husain (Ketua MUI Sumbawa),
Suryanto (Perwakilan Kantor Kemenag Sumbawa), H. Nazaruddin Lambaji (Ketua PD
Muhammadiyah Sumbawa), Rusdi Syamsuri (Ketua RT 01/02), dan Muslim (Ketua RT
02/02). Penolakan Gereja Bethel tersebut sudah disuarakan warga sejak 2006,
sehingga jema’at gereja tersebut melakukan ibadahnya dengan cara
berpindah-pindah sampai akhirnya berlokasi di RW 02, Kebayan, Kel. Brang Biji.
Gereja Bethel sampai saat ini diduga tidak memiliki keabsahan secara hukum,
mereka juga mendapat penolakan dari jema’at Kristen lainnya yang menganggap
bahwa aliran mereka adalah sesat.
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru
2013, aparat kepolisian hingga saat ini terus mengintensifkan patroli di
berbagai daerah dalam rangka mengantisipasi kemungkinan munculnya gangguan
keamanan di wilayah NTB. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari
meningkatnya eskalasi konflik komunal, seperti bentrokan antar warga dan
ketegangan isu SARA di beberapa kabupaten/kota di NTB. Meskipun beberapa
konflik komunal tersebut berhasil diredam dan didamaikan oleh Pemda bersama
aparat setempat, namun permasalahan ini dikhawatirkan masih terdapat dendam
yang berpotensi memicu terulangnya bentrokan tersebut, akibat adanya provokasi
atau pengaruh konsumsi minuman keras baik pada Malam Perayaan Natal maupun
malam tahun Baru 2013. Selain itu, beberapa daerah rawan berpotensi terjadinya
konflik komunal yang perlu diwaspadai menjelang perayaan Natal dan malam tahun
baru, yakni Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa, Dompu, dan
Bima.
Dalam kaitan itu, apa yang semestinya
dilakukan oleh pemerintah daerah, aparat, dan seluruh elemen masyarakat NTB? Tentu
masing-masing pihak memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga integrasi dan relasi
sosial yang lebih harmonis dan humanis. Konflik-konflik komunal yang terjadi
pada akhir tahun seharusnya menjadi pembelajaran dan pengalaman untuk membuka
lembaran baru pada awal tahun 2013. Masyarakat yang akan merayakan Natal dan
Tahun Baru 2013, seharusnya dapat merayakannya tanpa ternodai oleh peristiwa
konflik komunal yang hanya merugikan masyarakat sendiri. Pada akhir tulisan
ini, penulis hanya berpesan, “Mari Menikmati Akhir Tahun 2012 dengan menjadikan
seluruh peristiwa buruk sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk menata masa
depan yang lebih baik. Saatnya kita tutup akhir tahun 2013 dengan jiwa-jiwa
tenang, dan memulai lembaran baru pada tahun 2013 dengan penuh semangat
persatuan dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Wallahu a’lam bissawab...
Mataram 24 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Diskurus Perjuangan....