Senin, 24 Desember 2012

KONFLIK KOMUNAL MENJELANG PERAYAAN NATAL DAN TAHUN BARU 2013 DI NTB : Refleksi akhir tahun untuk menata masa depan



Selama bulan Desember 2012 di wilayah Provinsi NTB, eskalasi dan dinamika konflik komunal di beberapa kabupaten/kota cenderung meningkat, seperti di Bima, Dompu, Sumbawa, Lombok Tengah, Lombok Utara, dan Mataram. Beberapa kasus konflik komunal tersebut lebih didominasi oleh perkelahian antar warga yang telah mengakibatkan korban jiwa maupun kerugian materil. Sementara pemicunya sebagian besar diawali oleh hal sepele seperti perkelahian pemuda yang dipengaruhi oleh minuman keras, sehingga berlanjut menjadi bentrokan massa. Hal ini menunjukan bahwa integrasi sosial di beberapa wilayah NTB semakin menurun dan relasi sosialnya juga semakin kurang harmonis. Kondisi ini akan menimbulkan kerawanan menjelang Perayaan Natal dan Tahun Baru 2013, terutama kemungkinan terulangnya atau terjadinya kasus-kasus konflik komunal (bentrokan warga) yang dipicu oleh peredaran minuman keras pada malam perayaan Natal dan Tahun Baru 2013.
Beberapa kasus konflik komunal atau bentrokan antar warga yang terjadi di wilayah NTB selama Desember 2012, sebagai berikut :
a.     Di Kab. Bima, pada 20 Desember 2012, pukul 20.00 Wita, di Desa Paragina, Kec. Sape, terjadi aksi penyerangan oleh sekitar 200 warga Desa Naru Kec. Sape terhadap warga Desa Parangina. Penyerangan tersebut dipicu pembacokan warga Desa Naru atas nama Arjuna yang dilakukan warga Desa Parangina bernama Burhan Ismail yang mengakibatkan korban pembacokan meninggal di tempat. Pasca penguburan korban pembacokan, pada 21 Desember 2012 pukul 10.30 Wita, sekitar 500 warga Desa Naru melakukan pembakaran terhadap rumah salah seorang warga Desa Parangina, atas nama Abdul Khalik (warga Dusun Nggaro Desa Parangina Kec Sape/Kakak kandung saudara Burhan Ismail yang menjadi pelaku pembunuhan terhadap Arjuna pada 20 Desember 2012). Pembakaran rumah tersebut diduga sebagai bentuk kekesalan warga Desa Naru, karena pelaku pembacokan belum berhasil ditangkap aparat kepolisian.
b.     Di Kab. Dompu, sejak 15 s/d 17 Desember 2012, terjadi ketegangan antar warga Kelurahan Simpasai dengan Kelurahan Kandai Dua, Kec. Woja, yang dipicu kasus pemukulan terhadap warga Kel. Simpasai atas nama Mustari alias Dragon (tukang gerobak pasir) yang diduga dilakukan warga Kel kandai Dua. Ketegangan tersebut terus diwarna aksi pemblokiran jalan di daerah perbatasan masing-masing, sebagai langkah sweeping terhadap kedua belah pihak yang memasuki wilayahnya. Ketegangan ini memuncak ketika aparat Polres Dompu menangkap dan menahan 4 warga Kelurahan Kandai Dua yang diduga pelaku pemukulan, sehingga warga Kel. Kandai Dua menuntut pembebasan 4 warganya, sementara Kel. Simpasai bersikeras agar keempat pelaku pemukulan diproses hukum. Ketegangan tersebut berhasil didamaikan oleh Bupati Dompu, H Bambang M Yasin bersama dengan FKPD Dompu pada 18 Desember 2012 bertempat di Ruang Aula Makodim Dompu.
c.     Di Kota Mataram, pada 19 Desember 2012 pukul 17.30 Wita, di persawahan Lingkungan Karang Mas-Mas Kel. Cakra Utara, Kec. Cakranegara, Kota Mataram, terjadi perkelahian pemuda antara Elong (Pemuda Lingkungan Thopati/Hindu) dengan Naygol alias Sulaiman (pemuda Lingkungan Karang Mas-Mas/Muslim) yang mengakibatkan Sulaiman mengalami luka tusukan di leher dan perut yang kemudian meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUP NTB. Kematian Sulaiman memicu kemarahan warga Lingkungan Karang Mas-Mas dibantu Lingkungan Taliwang dengan melakukan serangan balik terhadap warga Lingkungan Thopati pada 21 Desember 2012, pasca pengajian di rumah Sulaiman (korban perkelahian pemuda). Akibat bentrokan tersebut, 10 rumah mengalami rusak akibat lemparan batu dan 1 rumah dibakar atas nama Bapak Sincan (Warga Lingk Thopati) yang berada di perbatasan kedua lingkungan yang bertikai. Bentrokan ini juga sempat menjadi isu SARA, yakni antara kelompok Pemuda Muslim Lingkungan Mas-Mas yang diserang kelompok Pemuda Hindu Lingkungan Thopati, sehingga Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh bersama dengan Brigjen Pol M. Iriawan (Kapolda NTB), Kolonel Zulfardi (Danrem 162/WB), dan AKBP Kurnianto (Kapolres Mataram), melakukan pertemuan guna meredam konflik tersebut.
d.     Di Kabupaten lainnya, bentrokan antar warga juga terjadi di Kab. Lombok Tengah dan Kab. Lombok Utara. Pada 13 Desember 2012 pukul 01.30 Wita, di Dusun Pengembur Utara Desa Pengembur Kec. Pujut, Kab. Lombok Tengah (Loteng), terjadi perkelahian antara warga Dusun Pengembur Utara dengan warga Dusun Pengembur Selatan yang disebabkan karena permasalahan proses perkawinan adat lombok/"merarik" (menculik calon pengantin wanita). Konflik tersebut mengakibatkan dua orang meninggal dunia dari kedua belah pihak, yaitu Amaq Ayat (warga Desa Pengembur Utara) dan Jurdi (warga Dusun Pengembur Selatan). Sementara di Kab. Lombok Utara,  terjadi perkelahian antar pemuda Hindu dan Islam pada 5 Desember 2012. Perkelahian tersebut dipicu permainan judi remi yang diikuti Sang Made P. (Hindu) dan Raden Rasid (Islam) serta 2 rekan lainnya, sambil minum-minuman keras. Akibat kesalahpahaman tersebut, pukul 22.00 Wita, sejumlah massa yang tidak dikenal mendatangi kediaman Sang Made dan membakar 2 unit sepeda motor yang terdapat di lokasi.

Kerawanan lainnya, yang berpotensi memicu konflik komunal menjelang Natal dan Tahun 2013, antara lain adanya penolakan warga Kelurahan Biji, Kec. Sumbawa, Kab. Sumbawa terhadap keberadaan Gereja Bethel dan semua kegiatannya, termasuk perayaan Hari Natal di RW 02 Kelurahan Biji. Penolakan tersebut merupakan hasil kesepakatan pertemuan yang digelar pada 20 Desember 2012 pukul 12.00 s/d 14.00 Wita di Aula Kantor Kelurahan Brang Biji. Dalam pertemuan tersebut dihadiri 30 orang perwakilan Toma dan Toga, diantaranya  Syahruddin, S.Sos (Lurah Brang Biji), Drs. H. Umar Hasan (Ketua FKUB Sumbawa), Drs. H. Nadi Husain (Ketua MUI Sumbawa), Suryanto (Perwakilan Kantor Kemenag Sumbawa), H. Nazaruddin Lambaji (Ketua PD Muhammadiyah Sumbawa), Rusdi Syamsuri (Ketua RT 01/02), dan Muslim (Ketua RT 02/02). Penolakan Gereja Bethel tersebut sudah disuarakan warga sejak 2006, sehingga jema’at gereja tersebut melakukan ibadahnya dengan cara berpindah-pindah sampai akhirnya berlokasi di RW 02, Kebayan, Kel. Brang Biji. Gereja Bethel sampai saat ini diduga tidak memiliki keabsahan secara hukum, mereka juga mendapat penolakan dari jema’at Kristen lainnya yang menganggap bahwa aliran mereka adalah sesat.

Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2013, aparat kepolisian hingga saat ini terus mengintensifkan patroli di berbagai daerah dalam rangka mengantisipasi kemungkinan munculnya gangguan keamanan di wilayah NTB. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari meningkatnya eskalasi konflik komunal, seperti bentrokan antar warga dan ketegangan isu SARA di beberapa kabupaten/kota di NTB. Meskipun beberapa konflik komunal tersebut berhasil diredam dan didamaikan oleh Pemda bersama aparat setempat, namun permasalahan ini dikhawatirkan masih terdapat dendam yang berpotensi memicu terulangnya bentrokan tersebut, akibat adanya provokasi atau pengaruh konsumsi minuman keras baik pada Malam Perayaan Natal maupun malam tahun Baru 2013. Selain itu, beberapa daerah rawan berpotensi terjadinya konflik komunal yang perlu diwaspadai menjelang perayaan Natal dan malam tahun baru, yakni Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa, Dompu, dan Bima.

Dalam kaitan itu, apa yang semestinya dilakukan oleh pemerintah daerah, aparat, dan seluruh elemen masyarakat NTB? Tentu masing-masing pihak memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga integrasi dan relasi sosial yang lebih harmonis dan humanis. Konflik-konflik komunal yang terjadi pada akhir tahun seharusnya menjadi pembelajaran dan pengalaman untuk membuka lembaran baru pada awal tahun 2013. Masyarakat yang akan merayakan Natal dan Tahun Baru 2013, seharusnya dapat merayakannya tanpa ternodai oleh peristiwa konflik komunal yang hanya merugikan masyarakat sendiri. Pada akhir tulisan ini, penulis hanya berpesan, “Mari Menikmati Akhir Tahun 2012 dengan menjadikan seluruh peristiwa buruk sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk menata masa depan yang lebih baik. Saatnya kita tutup akhir tahun 2013 dengan jiwa-jiwa tenang, dan memulai lembaran baru pada tahun 2013 dengan penuh semangat persatuan dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Wallahu a’lam bissawab...
Mataram 24 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diskurus Perjuangan....

URGENSI TOLERANSI DI TENGAH MEREBAKNYA ANCAMAN ISU SARA

Pada 16 November, masyarakat dunia memperingatinya sebagai hari toleransi internasional . M ereka berbondong-bondong menyuarakan toler...