HASIL
TALKSHOW
NTB
2013 : BEBAS ANCAMAN RADIKALISME DAN TERORISME
Hari/tangal :
Senin, 24 Desember 2012
Waktu :
19.00 – 20.00 Wita
Lokasi :
Studio II TVRI NTB
Narasumber : 1)
Suwarto (Dir. Binmas Polda NTB), 2) Ust. Amin Zainullah (DPD HTI
NTB), dan 3) Drs. Lukman Hakim (PW Muhammadiyyah NTB)
Peserta : 20
orang yang berasal dari Angota HTI NTB, ormas dan OKP, LSM,
dan mahasiswa.
1. Suwarto (Direktur Binmas POLDA NTB)
a. Terorisme
dan radikalisme adalah masalah besar bangsa ini, termasuk di NTB. Ada banyak
bukti yang menunjukkan bahwa phenomena ini terus terjadi disekitar masyarakat
dan sangat meresahkan. Ada kasus terror UBK, aparat dan pihak ponpes justeru menjadi
korban, ada kasus sumber daya alam di lambu, ada kasus pengeroyokan massa
kerena sms isu penculikan anak, dan terakhir peperangan antar kampong masih
saja terjadi.
b. Melihat
phenomena ini, polisi selalu hadir ditengah-tengah masyarakat dalam posisi yang
dilematis, ditengah ketidakpercayaan masyarakat, polisi berusaha untuk berbuat
maksimal untuk menertibkan dan mengamankan serta melindungi masyarakat.
Hasilnya, kasus di bima dapat diselesaikan dan disidangkan di hadapat hukum,
kasus penculikan kini sedang diperiksa dan banyak lagi kasus-kasus yang dapat
diantisipasi oleh polisi. Namun, banyak juga yang belum dan bahkan tidak
dianggap memuaskan oleh masyrakat. Ini adalah kritik untuk perbaikan kinerja
polisi dan kita semua harus sama-sama menciptakan kemananan dan ketertiban di
lingkungan kita masing-masing.
c. Potensi
radikalisme dan terorisme tetap potensial untuk terjadi di tengah-tengah
masyarakat NTB, karena penomana-penomena ini menujukkan trend yang tidak
kondusif bagi masyarakat, apalagi masyarakat mudah terpancing dengan isu-isu
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
d. Langkah
kita adalah bersinergi dan bekerjasama untuk melawan radikalisme dan terorisme,
semua organisasi kemasyarakat silahkan menjalankan ideologi organisasinya
dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, dan jika belum sesuai, maka
silahkan uji di konstitusi kita. Ini artinya, Indonesia membuka kran
partisipasi bagi semua pihak tanpa mendiskreditkan kelompok-kelompok tertentu.
e. Ada
banyak program polisi yag dapat bersinergi dengan masyarakat dan organ
kemasyarakatn untuk melawan radikalisme dan terorisme, seperti program satu
desa satu polisi, kemitraan dengan lembaga swakarsa masyarakat dan sebagainya.
Jangan justeru, lembaga swakarsa masyarakat digunakan untuk melawan polisi,
tetapi harus digunakan untuk membantu polisi.
f. Tahun
2013 harus kita canangkan sebagai tahun untuk dapat meminimalisir dan melawan
gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme yang kian hari kian marak, perlawanan
ini harus dilakukan juga dengan soft power agar tidak ada unsure-unsur
kekerasan.
2. Ust. Amin Zainullah (DPD HTI NTB)
a. Radikalisme
dan terorisme kami akui memang ada, tetapi apakah itu dilakukan oleh
orang-orang Islam yang mengerti Islam secara kaffah. Kami justeru berpendapat
bahwa radikalisme dan terorisme adalah propaganda barat untuk menjatuhkan Islam
dan menghalagi agar Islam tidak tegak di muka bumi ini.
b. Dalam
kaitan dengan itu, dakwah itu harus tetap berjalan untuk mencerahkan ummat
Islam. Namun saying polisi selalu mencurigai gerakan-gerakan dakwah Islam dan
mendekatkannya dengan isu radikalisme dan terorisme. Ini sungguh meresahkan
ummat Islam untuk berdakwah seperti kami ini. Padahal, banyak prilakuk radikal
itu terjadi karena ummat Islam banyak belum tercerahkan secara kaffah dengan
Islam.
c. Saya
khawatir, bahwa propaganda radikalisme dan terorisme ini terus dilakukan oleh
orang-orang tertentu sehingga semakin menyudutkan Islam dan kelompok-kelompok
yang memperjuangkan penegakan syari’at Islam di negara ini, karena bagaimanapun,
kita tidak akan bisa makmur dan sejahteran dan damai jika Islam tidak
ditegakkan secara kaffah. Untuk itu, perbaikan dalam segala sector di bangsa
ini harus segela dilakukan, dalam sector ekonomi dan sumber daya, negara harus
mengaturnya secara islami agar dapat mensejahterakan ummat manusia, dalam
sector hukum dan keadilan, ummat harus mengacu kepada hukum tuhan agar terjamin
dan terlindungi di dunia dan akhirat dan sebagainya.
d. Akhirnya,
kami sepakat radikalisme dan terorisme harus diredusir, tetapi jangan membikin
fitnah bahwa Islam adalah sarang terorisme akarena ini justeru merugikan kita
semua terutama Islam.
3. Drs. H. Lukman Hakim (PW Muhammadiyyah
NTB)
a. Masyarakat
saaat ini memiliki sensistivitas yang tinggi atas pesoalan radikalisme, seperti
yang dipaparkan dalam data Nusatenggara Cetre ini, bahwa hamper setiap tahun
terjadi radikalisme dan terorisme. Ini menunjukkan bahwa masyarakat seringkali
tidak sadar bahwa prilakunya justeru adalah prilaku yang radikal dan terror.
b. Untuk
itu, saya sepakat bahwa dakwah harus tetap berjalan oleh semua
kelompok-kelompok dalam Islam, tetapi harus dilakukan tanpa menjelekkan
kelompok lain baik dalam segi pendekatan maupun metodenya, karena Muhammadiyyah
sendiri, berdakwah selalu dengan mengedepankan rasionalitas Islam, karena Islam
itu rasional dan universal bagi ummat manusia.
c. NTB,
saat ini masih saja di kenal sebagai daerah yang rawan Konflik, ini terbukti
dengan adanya stigma-stigma negatif dari masyarakat luar NTB, yang jika bertemu
dengan kita di luar daerah selalu menanyakan potensi Konflik yang ada di NTB.
Untuk itu, mari sama-sama berdakwah dengan hikmah dan menghentikan segala
bentuk kekerasan atas nama apapun, apalagi mengkaitkannya dengan agama, karena
agama tidak pernah mengajarkan kekerasan yang tidak pada konteks sebenarnya,
apalagi hanya untuk menyerang dan merusak tatanan kehidupan di muka bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Diskurus Perjuangan....